Sumber: bp.blogspot.com |
Teacher evaluation practices in malaysian primary schools:
issues and challenges merupakan judul artikel jurnal yang ditulis oleh Suseela
Malakolunthu dan Vasundhara Vasudevan. Artikel ini menceritakan tentang masalah dan tantangan proses
pelaksanaan evaluasi guru di Malaysia.
Evaluasi merupakan proses yang harus dilaksanakan untuk mengetahui
tingkat target pencapaian kinerja maupun dalam upaya peningkatan mutu suatu
organisasi. Sekolah sebagai suatu organisasi juga perlu melaksanakan suatu
sistem evaluasi. Dengan tujuan mengetahui tingkat pencapaian kinerja sekolah
yang nantinya akan digunakan dalam proses perencanaan sekolah dan siklus pengembangan mutu sekolah.
Guru adalah sumber daya utama dari organisasi sekolah. Sehingga
evaluasi terhadap guru merupakan bagian yang penting dari suatu sistem evaluasi
dalam sekolah. Bahkan terdapat anggapan penilaian guru adalah bagian integral dari praktik
mengevaluasi sekolah (Stake, 1989). Sebab kualitas guru diyakini berperan
penting dalam meningkatkan keseluruhan kualitas pendidikan (Peterson, 2000)
– hal 450.
Asumsi pentingnya evaluasi guru dan wacana Kementerian Pendidikan
Malaysia pada tahun 2001 untuk meningkatkan mutu guru setingkat sekolah dasar
(SD) melalui evaluasi guru berbasis sekolah, menjadi latar belakang dalam
penelitian. Yaitu sebuah penelitian kualitatif studi kasus untuk menyelidiki
masalah mendasar dalam implementasi praktik evaluasi guru berbasis sekolah di empat SD di
Malaysia.
Malaysia
memiliki dua jenis evaluasi guru. Yakni evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif dilakukan secara berkala, sepanjang tahun untuk menentukan
efektivitas dari praktik pembelajaran di kelas dan kualitas kinerja guru. Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan diakhir
tahun sebagai persyaratan wajib Departemen Pelayanan Publik untuk menilai
kinerja guru dalam kepentingan promosi jabatan. Evaluasi guru berbasis sekolah
dalam hal ini terkait dengan evaluasi formatif.
Pada metodologi penelitian
ditetapkan 24 subyek penelitian dari empat sekolah yang terpilih berdasarkan tingginya
prestasi siswa dan berbagai pengalaman profesional guru di Kuala Lumpur dan
Selangor. Yaitu sebanyak 16 guru dan 8 tenaga kependidikan (kepala sekolah dan
asisten guru senior). Terhadap subyek penelitian kemudian dilakukan wawancara,
observasi, dan review
dokumen untuk mendapatkan data.
Data penelitian yang diperoleh mencakup lima konstruksi kunci yang
kemungkinan merupakan karakter sistem evaluasi guru berbasis sekolah di SD
Malaysia. Lima konstruksi kunci tersebut adalah arah kebijakan, metode
evaluasi, instrumen evaluasi, pemanfaatan hasil evaluasi, dan pengetahuan
evaluator. Rincian masing-masing kunci dijabarkan sebagai berikut.
1. Kebijakan
: belum ada standar ketentuan pelaksanaan sistem evaluasi guru berbasis sekolah
mengakibatkan pelaksanaan evaluasi hanya dalam tataran administratif dan tidak
berjalan secara konsisten.
2. Metode
evaluasi: praktik evaluasi formatif tidak komprehensif dan dilakukan dengan
format dan cara yang tidak tepat.
3. Instrumen
evaluasi : evaluator tidak mengembangkan instrumen sendiri sesuai dengan
kebutuhan guru-guru di sekolah sehingga hasil evaluasi tidak relevan.
4. Pemanfaatan
hasil evaluasi : hasil evaluasi belum dimanfaatkan dalam pengembangan
kompetensi profesional guru.
5.
Pengetahuan evaluator : evaluator dan
guru masih belum bisa memahami perbedaan evaluasi guru berbasis sekolah dan
supervisi klinis.
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan metode komparatif konstan untuk mendapatkan kesimpulan umum. Hasil kesimpulan umum penelitian menyatakan bahwa keberhasilan sistem
evaluasi berbasis sekolah berdasarkan empat aspek kunci, yaitu: kebijakan, metode
evaluasi, instrumen evaluasi, dan
pemanfaatan hasil evaluasi. Oleh
sebab itu perlu memberi rekomendasi pembenahan dari
sistem evaluasi guru berbasis sekolah di SD Malaysia
sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan.
Lalu bagaimana sistem evaluasi guru di Indonesia? Apa yang ditemukan dalam
penelitian, sebenarnya juga menjadi masalah yang harus terselesaikan dalam
sistem evaluasi guru di Indonesia. Terutama dalam hal pemanfaatan hasil
evaluasi.
Sebagaimana yang diketahui kebijakan yang terkait dengan evaluasi
guru di Indonesia terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
63 tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP). Salah satu
program SPMP adalah program Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Dalam EDS ini memuat
penilaian kinerja delapan Standar Nasional Pendidikan
(SNP). Salah satunya adalah penilaian standar pendidik dan tenaga
pendidikan. Pelaksanaan EDS dilakukan setiap tahun sebagai acuan dalam pembuatan
Rencana Kerja Tahunan (RKT) sekolah.
Selain itu evaluasi
guru juga terkait dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang adanya penilaian kinerja (PK) guru. Yaitu kegiatan penilaian
terhadap tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan
jabatannya. Dilaksanakan setiap tahun, instrumen dan metode penilaian
terkait penilaian kinerja guru sudah dibuat standar sehingga hasil evaluasi dapat
menunjukkan konsistensi kinerja guru.
Seperti halnya
yang terjadi di Malaysia, pelaksanaan evaluasi guru di Indonesia selama ini
masih pada taraf pengembangan karir dan jabatan belum benar-benar berfokus pada
tahap pengembangan kompetensi profesionalisme guru. Padahal evaluasi guru seharusnya berfokus pada
pengembangan profesional berkelanjutan (Darling -Hammond 1990, Glatthorn 2000;
Glickman et al . 2010) – hal 450.
Oleh sebab itu
saran peneliti untuk perbaikan proses evaluasi guru di Malaysia juga dapat diadaptasi
oleh Indonesia. Yaitu mengintegrasikan sistem penilaian kinerja peserta didik
dengan sistem penilaian kinerja profesionalisme guru. Dengan demikian
peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kualitas guru dapat tercapai.
Sebagaimana pernyataan Darling-Hammond
(1990) bahwa kunci untuk peningkatan kualitas pendidikan terletak pada
peningkatan kualitas guru sebagai pelaksana program sekolah dan kurikulum –
hal 450 .
Silakan download jurnal masalah dan tantangan proses pelaksanaan evaluasi guru.
Daftar Referensi
Malakolunthu, Suseela. & Vasudevan, Vasundhara. 2012. Teacher
evaluation practices in Malaysian primary schools: issues and challenges. Asia Pacific Educ.Rev, 13, 449-456.
Permendiknas No. 63 tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan.
Permennegpan & RB No.16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru
dan angka kreditnya.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih atas kunjungannya