Thursday, 19 September 2013

MENERAPKAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI SEKOLAH



Sumber: snb.or.id
Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, membuka wacana multikulturalisme di Indonesia. Pendidikan multikultural disebut sebagai alternatif pencegahan konflik gejala provinsialisme, yang cenderung pada konflik etnis/ras. Mengingat Indonesia adalah negara multikultural di dunia.

Multikultur yang dimiliki Indonesia selain sebagai aset kekayaan bangsa juga dapat mengakibatkan terjadinya konflik, baik secara horizontal maupun vertikal. Sehingga pendidikan multikultural penting dilaksanakan agar dapat membangun masyarakat yang lebih toleran dan elegan untuk mencegah dan memecahkan masalah benturan-benturan budaya dalam kehidupan masyarakat yang heterogen. Utamanya pada generasi muda yang memiliki tanggung jawab terhadap masa depan bangsa.

Penanaman nilai multikultural memerlukan proses, yang antara lain dapat dilakukan melalui proses pendidikan di sekolah. Penerapan pendidikan multikultural di sekolah yaitu dengan mengakui keberagaman siswa tanpa memandang ras, etnis, gender, orientasi seksual, keterbatasan, dan kelas sosial. Terutama di dalam kelas, ketika terjadi interaksi antara guru dan siswa dalam bentuk proses belajar mengajar. Pengakuan guru terhadap keberagaman siswa akan mendidik siswa memahami dan menerima perbedaan budaya, agama, ras, etnis dan kebutuhan lain di antara sesama. Selain itu juga mendidik siswa mengembangkan sikap tenggang rasa dan toleransi untuk mewujudkan kebutuhan bersama serta bekerjasama dengan segala perbedaan yang ada.

Atas dasar pemikiran tersebut maka penting untuk para guru membaca jurnal tentang "pengaruh pemahaman guru kelas menengahtentang keragaman budaya" dari Ervin F. Sparapani & Pamela L. Ross McClain sebagai salah satu kajian dalam menerapkan pendidikan multikultural di sekolah, khususnya di Indonesia.

 Jurnal dapat di download di sini.

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih atas kunjungannya