Friday, 22 November 2013

CERITA MOD #CerHar6



 Raga membawa Mod menuju pohon rambutan. Jangan-jangan Raga mau menerbangkan pesawat dari atas pohon rambutan ya? Hmm... penasaran. Yuk, ikuti lanjutan Cerita Mod edisi 6. Selamat membaca.


Hari 6. Jumat

Aku mengikuti langkah kaki Raga. Apa yang akan dilakukan Raga? Memasukkan buah rambutan ke dalam pesawat? Tidak mungkin. Pohon rambutan ini belum berbuah. Bahkan bunganya belum muncul.

“Kamu tunggu disini.” Raga meletakkan pesawatnya ditanganku. Dia berjalan ke arah rimbunan pagar bunga melati. Beberapa langkah dari pohon rambutan. Tepat sebelah kanan dan kiri pintu masuk. Menutupi bagian bawah dinding rumah. 

“Kamu mau mengirimkan bunga melati pada siapa?” tanyaku heran.

“Kita coba mengirimkannya pada ibumu. Bagaimana?” tawar Raga sambil membawa tiga bunga melati ditangannya.

“Eh iya, aku lupa ibu suka bunga melati.” Aku menepuk jidat pelan. Kalau terlalu keras bisa sakit kan? Hehehe.

Raga lalu mengambil pesawat dari tanganku. Tombol bagian samping tubuh pesawat ditekan. Tiga bunga melati diletakkan didalam ceruk dalam pesawat.

“Bagaimana pesawat ini bisa tahu tempat ibu?” gumamku pelan. 

“Pakai ini!” tunjuk Raga mengeluarkan satu benda hitam dari kantong celananya.

“Itu... apa?”

“Ini remote pesawat. Kita bisa menggerakkan pesawat dari benda ini. Lihat! Disini ada peta untuk mengatur kemana pesawat akan terbang. Kita bisa memasukkan nama sanggar ibumu.”

“Nama sanggar ibu ada disitu? sepertinya itu hanya layar kosong berwarna hijau.”

“Aku harus menyalakan dulu. Baru bisa memasukkan nama sanggar ibumu.” Raga menyerahkan pesawat kepadaku. Ia kemudian memencet tombol hijau pada remote. Muncul gambar pesawat berputar-berputar. Lalu gambar layar berganti. Sebuah peta. Bulatan merah berkelap-kelip disatu titik.

“Ini rumahmu,” kata Raga menjelaskan. Aku hanya mengangguk-angguk tanpa berkedip memandang layar remote.

Raga mengetikkan nama sanggar ibu dibagian bawah peta. Tidak beberapa lama muncul nama sanggar ibu. Lengkap dengan alamat sanggar. Raga menekan nama sanggar. Pada peta muncul garis tebal berwarna merah. Satu ujung garis berada di bulatan merah yang berkelap-kelip. Satu ujung lagi, dimana ya?

“Ini tempat sanggar ibumu,” sahut Raga. Padahal aku belum bertanya. Dia berbakat jadi peramal mungkin ya. Hihihi.

“Sekarang buka tanganmu. Aku akan menerbangkan pesawat ini ke sanggar. Oh ya pesawat harus diberi pesan.” Tangan kanan Raga segera merogoh kembali kantong celananya. Secarik kertas dan bolpoin sudah digenggam Raga.

“Tulislah nama ibumu disini. Tulis juga tekan tombol dibagian samping tubuh pesawat,” pinta Raga menyerahkan kertas dan bolpoin kepadaku.

Aku menulis sesuai dengan permintaan Raga lalu menyerahkannya kembali. Raga membuka lembar bagian belakang kertas. Ia menempelkan kertas itu dimoncong pesawat.

“Oke! Pesawat siap diterbangkan.” Raga tersenyum senang. Aku membuka tangan kanan. Pesawat Raga tampak gagah ditelapak tanganku.

“Kamu siap?” tanya Raga. Aku mengangguk berdebar-debar. Lalu, Wussh....... pesawat meninggalkan tanganku dengan kecepatan tinggi.  



***** Apa pesawat Raga benar-benar sampai ke tempat ibu Mod? Bagaimana kalau kesasar. Susah kan mikirnya. Gak perlu dipikir, yang penting ditunggu aja kelanjutan Cerita Mod di edisi 7. Siap?

Artikel Terkait

1 comment:

  1. Top Ten Casino Apps in India: 9 Real Money Casino Apps
    Here's the review of the best slots 부산광역 출장샵 in India that are part 인천광역 출장안마 of the popular gambling industry: 세종특별자치 출장마사지 slot machine games. 강릉 출장마사지 You can get a decent 동해 출장샵

    ReplyDelete

Terima Kasih atas kunjungannya