Raga membawa Mod menuju pohon rambutan. Jangan-jangan Raga mau menerbangkan pesawat dari atas pohon rambutan ya? Hmm... penasaran. Yuk, ikuti lanjutan Cerita Mod edisi 6. Selamat membaca.
Hari 6. Jumat
Aku mengikuti langkah kaki Raga. Apa yang akan
dilakukan Raga? Memasukkan buah rambutan ke dalam pesawat? Tidak mungkin. Pohon
rambutan ini belum berbuah. Bahkan bunganya belum muncul.
“Kamu tunggu disini.” Raga meletakkan pesawatnya
ditanganku. Dia berjalan ke arah rimbunan pagar bunga melati. Beberapa langkah
dari pohon rambutan. Tepat sebelah kanan dan kiri pintu masuk. Menutupi bagian
bawah dinding rumah.
“Kamu mau mengirimkan bunga melati pada siapa?”
tanyaku heran.
“Kita coba mengirimkannya pada ibumu. Bagaimana?”
tawar Raga sambil membawa tiga bunga melati ditangannya.
“Eh iya, aku lupa ibu suka bunga melati.” Aku menepuk
jidat pelan. Kalau terlalu keras bisa sakit kan? Hehehe.
Raga lalu mengambil pesawat dari tanganku. Tombol bagian
samping tubuh pesawat ditekan. Tiga bunga melati diletakkan didalam ceruk dalam
pesawat.
“Bagaimana pesawat ini bisa tahu tempat ibu?” gumamku
pelan.
“Pakai ini!” tunjuk Raga mengeluarkan satu benda hitam
dari kantong celananya.
“Itu... apa?”
“Ini remote pesawat. Kita bisa menggerakkan
pesawat dari benda ini. Lihat! Disini ada peta untuk mengatur kemana pesawat
akan terbang. Kita bisa memasukkan nama sanggar ibumu.”
“Nama sanggar ibu ada disitu? sepertinya itu hanya
layar kosong berwarna hijau.”
“Aku harus menyalakan dulu. Baru bisa memasukkan
nama sanggar ibumu.” Raga menyerahkan pesawat kepadaku. Ia kemudian memencet
tombol hijau pada remote. Muncul gambar pesawat berputar-berputar. Lalu gambar
layar berganti. Sebuah peta. Bulatan merah berkelap-kelip disatu titik.
“Ini rumahmu,” kata Raga menjelaskan. Aku hanya
mengangguk-angguk tanpa berkedip memandang layar remote.
Raga mengetikkan nama sanggar ibu dibagian bawah peta.
Tidak beberapa lama muncul nama sanggar ibu. Lengkap dengan alamat sanggar. Raga
menekan nama sanggar. Pada peta muncul garis tebal berwarna merah. Satu ujung garis
berada di bulatan merah yang berkelap-kelip. Satu ujung lagi, dimana ya?
“Ini tempat sanggar ibumu,” sahut Raga. Padahal aku
belum bertanya. Dia berbakat jadi peramal mungkin ya. Hihihi.
“Sekarang buka tanganmu. Aku akan menerbangkan
pesawat ini ke sanggar. Oh ya pesawat harus diberi pesan.” Tangan kanan Raga segera
merogoh kembali kantong celananya. Secarik kertas dan bolpoin sudah digenggam
Raga.
“Tulislah nama ibumu disini. Tulis juga tekan
tombol dibagian samping tubuh pesawat,” pinta Raga menyerahkan kertas dan
bolpoin kepadaku.
Aku menulis sesuai dengan permintaan Raga lalu
menyerahkannya kembali. Raga membuka lembar bagian belakang kertas. Ia menempelkan
kertas itu dimoncong pesawat.
“Oke! Pesawat siap diterbangkan.” Raga tersenyum senang.
Aku membuka tangan kanan. Pesawat Raga tampak gagah ditelapak tanganku.
“Kamu siap?” tanya Raga. Aku mengangguk
berdebar-debar. Lalu, Wussh....... pesawat meninggalkan tanganku dengan
kecepatan tinggi.
***** Apa pesawat Raga benar-benar sampai ke tempat ibu Mod? Bagaimana kalau kesasar. Susah kan mikirnya. Gak perlu dipikir, yang penting ditunggu aja kelanjutan Cerita Mod di edisi 7. Siap?
Top Ten Casino Apps in India: 9 Real Money Casino Apps
ReplyDeleteHere's the review of the best slots 부산광역 출장샵 in India that are part 인천광역 출장안마 of the popular gambling industry: 세종특별자치 출장마사지 slot machine games. 강릉 출장마사지 You can get a decent 동해 출장샵