Dalam Cerita Mod edisi 6, Mod dan Raga harap-harap cemas menunggu kabar dari pesawat. Bisakah tiga bunga melati itu sampai ditangan ibu? Buruan baca lanjutan Cerita Mod edisi 7.
Hari 7. Sabtu
Bulatan merah yang berkelap-kelip dilayar bergerak
menuju ujung garis yang lain. Aku dan Raga menunggu dengan cemas. Sebab ini
adalah percobaan pengiriman pesan pertama.
Kemarin sore ayah Raga baru tiba dari kota Parake.
Ibu kota negara Nusabaratech. Ayah Raga adalah seorang pengusaha keris. Dia
sering melakukan perjalanan keluar kota. Setiap kali datang dari luar kota,
Raga pasti mendapatkan hadiah. Kali ini, hadiah buat Raga adalah sebuah mainan
pesawat yang bisa mengirimkan pesan.
“Lihat, lihat! Pesawatnya sudah sampai disanggar.”
Raga memperlihatkan layar remote dengan semangat. Aku melihat bulatan merah
berkelap-kelip berhenti di satu titik.
“Apakah pesawat ini langsung diterima ibu?”
tanyaku penuh rasa ingin tahu.
“Mmm.. mungkin saja. Kita sudah menulis pesan
dimoncong pesawatkan?” sahut Raga dengan wajah berseri. Aku hanya
mengangguk-angguk sambil tetap memandang layar remote.
Tiiit... remote berbunyi. Kemudian layar berganti
warna biru. Terdapat gambar pesawat dengan bagian diatas sayap bergeser ke arah
ekor. Kabin pesawat dibuka. Begitu bunyi pesan tulisan yang tercantum dilayar. Tepat
dibawah gambar pesawat.
“Horeeee!” aku dan Raga berjingkrak senang. Pesan kami
pasti sudah sampai pada ibu.
Tiiit... remote berbunyi kembali. Gambar pesawat berputar
dua kali. Lalu muncul pesan dengan tulisan kabin pesawat ditutup. Layar berganti
kembali menjadi warna hijau. Gambar peta kembali muncul. Lengkap dengan bulatan
merah yang berkelap-kelip di ujung garis.
“Sekarang waktunya pesawat terbang kembali,” ucap
Raga menekan tombol hijau dilayar remote. Bulatan merah yang berkelap-kelip
mulai bergerak.
*****Apakah pesawat bisa kembali ke rumah Mod? Lalu dimana pesawat akan mendarat? Apakah ditangan Mod? Sabar dulu ya. Tunggu Cerita Mod edisi 8, hehehe.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih atas kunjungannya