Saturday, 22 February 2014

INDARI MASTUTI: DISIPLIN, KUNCI MERAIH MIMPI



Identitas Buku

Judul               : Puzzle Mimpi
Penulis             : Anna Farida
Penerbit           : Caesar Books Publisher
Terbit               : -
ISBN               : 602-8150-33-9
Tebal               : vi + 178 hlm

Target penyelesaian tesis yang terjadwal rapi membuat pikiran saya seakan seperti berada di dalam benteng. Terlalu tegang. Hingga memandulkan imajinasi untuk terbang bebas dan melayang mengikuti irama kehidupan. Saat-saat seperti ini saya butuh bacaan ringan. Sekedar untuk melonggarkan pikiran dan sekaligus memperbaharui energi dalam bekerja. Setelah memilih dan memilah deretan buku yang belum terbaca hingga hari ini, akhirnya saya memutuskan mengambil sebuah buku bersampul putih dengan hiasan puzzle-puzzle berwarna hijau. Sampul buku ini cukup menarik untuk dilihat. Sederhana tapi penuh makna. Itulah kesan saya saat mengamati sampul buku berjudul Puzzle Mimpi, karya Anna Farida. 

Tentang Anna Farida, saya belum pernah mengenalnya. Akan tetapi sosok yang dijadikan sumber cerita oleh Anna Farida adalah sosok yang pernah saya temui dan saya kagumi. Hm, siapakah sosok itu? Namanya Indari Mastuti, atau teh Iin. Pemilik Indscript Creative, pendiri komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN), Perempuan Inspiratif Nova 2010, Juara II Wirausaha Muda Mandiri 2011, dan Perempuan Indonesia Terinspiratif Majalah Kartini 2012.

Berawal dari pertemuan dengan teh Iin, saya begitu ingin dan bersemangat untuk mengetahui lika liku perjuangan teh Iin hingga berhasil membangun komunitas yang kini berjumlah 12.000 orang. Angka yang sangat fantastis untuk sebuah komunitas dengan mayoritas anggota ibu-ibu rumah tangga.

Keinginan saya untuk mengetahui perjuangan teh Iin akhirnya tercapai melalui buku Puzzle Mimpi. Ya! Buku Puzzle Mimpi membuat saya memasuki dunia teh Iin dari masa kecil hingga keberhasilannya saat ini.

Kehidupan masa kecil teh Iin diwarnai keminderan. Ketidakharmonisan dalam keluarga dan minimnya finansial menjadi penyebab tumbuhnya rasa minder itu. Walaupun demikian teh Iin kecil tidak pernah menampakkan rasa mindernya, ia selalu menutup rasa itu dengan keceriaan dan keramahannya terhadap semua orang.

Rasa minder biasanya membuat orang terperosok dalam putus asa. Namun berbeda dengan Teh Iin kecil. Rasa minder malah membuatnya bersemangan mengerahkan kemampuan dalam mencapai mimpi. Usahanya itu ia mulai dengan berkomitmen membuat jadwal harian dan konsisten untuk mematuhi jadwal yang dibuat.

Saat yang lain bermalas-malasan dengan waktu, teh Iin kecil mencoba menaklukkan waktu. Dia membuat benteng dengan kemalasannya agar tidak sekalipun melanggar jadwal yang telah dibuat. Bahkan dengan iming-iming kata bermain, teh Iin tidak tergiur. Dia lebih sering membuat temannya menunggu, karena jadwal bermain yang ditentukan belum tiba waktunya.

Kedisiplinan yang dibangun sejak dini membuat teh Iin menjadi sosok yang profesional dalam bekerja. Produktivitas tinggi menjadi target pencapaian yang harus ia lakukan. Oleh sebab itu, ia sering mengambil langkah-langkah cepat dalam memutuskan dan membuat perencanaan pekerjaan. Langkah ini ternyata tidak dapat diikuti oleh sebagian orang-orang disekitarnya. Akibatnya, ia dikenal sebagai pemimpin yang terlalu mengeksploitasi anak buah.

Pada dasarnya keinginan seorang teh Iin hanya satu. Profesional, disiplin, dan konsisten dalam pekerjaan. Tetapi pengalaman yang dimilikinya sejak kecil, membuat ia selalu mendapat energi semangat yang luar biasa untuk segera melangkah lebih cepat dan lebih tinggi dibandingkan orang lain. Energi yang mungkin belum bisa dimiliki oleh orang-orang yang bekerja dengannya.

Akhirnya, kisah tentang seorang Indari Mastuti mengajarkan pada saya tentang kedisiplinan terhadap manajemen waktu. Kedisiplinan dalam mengelola kecenderungan untuk berperilaku putus asa, menyerah, dan pasrah terhadap keadaan. Karena pada dasarnya hidup adalah rangkaian waktu untuk belajar lebih baik, lebih bijak, lebih bahagia, dan lebih bersyukur terhadap karuniaNya. 

“Perjalanan tidak selalu mulus, tidak juga selalu sukses sesuai harapan. Hal ini bukan berarti kita berhenti melangkah, tetapi mencari solusi terbaik. Terus lakukan inovasi dengan kreatif adalah pilihan terbaik dalam keadaan gagal pun tidak terhenti ketika sukses”- hal. 87.

Artikel Terkait

3 comments:

Terima Kasih atas kunjungannya