Thursday, 30 January 2014

MENGEMBANGKAN E-LEARNING



Kehidupan abad ini tidak terlepas dari peran teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi. Demikian pun yang terjadi dalam dunia pendidikan. Model-model pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi mulai dikembangkan. Salah satunya adalah sistem pembelajaran online (e-learning). Pengembangan e-learning ternyata tidak hanya dilakukan oleh negara maju, tetapi juga oleh negara-negara berkembang seperti halnya India. 

Seperti halnya jurnal (dapat di klik dsini) yang ditulis oleh Dr. P. Nagarajan dan Dr. G. Wiselin Jiji yang bertujuan untuk menemukan model e-learning yang sesuai bagi guru maupun siswa di distrik Tuticorin, negara bagian Tamil Nadu, India. Bagaimana sebenarnya model e-learning yang sesuai bagi guru dan siswa? Khususnya di distrik Tuticorin, dimana para guru dan siswa di sana mulai menggemari pembelajaran dengan sistem online.

Sumber: balebengong.net
       Menjawab pertanyaan tersebut, peneliti mengawali jawaban dengan menyatakan bahwa konsep e-learning, tidak terbatas pada pemahaman tentang pembelajaran dengan menggunakan media digital. Tetapi juga mencakup beberapa format dan metodologi pembelajaran campuran seperti penggunaan perangkat lunak, internet, CD-ROM, pembelajaran online atau media elektronik interaktif lainnya.

Secara khusus peneliti kemudian mendefinisikan e-learning sebagai segala bentuk pembelajaran yang mendukung penggunaan alat elektronik secara prosedural dalam proses pembelajaran, dan bertujuan untuk memberikan informasi pengetahuan dengan dasar pengalaman, praktek dan pengetahuan siswa.

Definisi peneliti sesuai dengan pernyataan Horton (2006: 1) yang mengungkapkan e-learning sebagai penggunaan teknologi informasi dan komputer untuk menciptakan pengalaman dalam belajar. Lebih rinci Hartley dalam Wahono (2005) mengemukakan e-learning sebagai suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain.

Apa yang dikemukakan Hartley merupakan gambaran peneliti tentang proses pembelajaran e-learning. Yakni mengacu pada pembelajaran berbasis komputer, pembelajaran berbasis web, kelas virtual, jaringan sosial dan kolaborasi digital. Dimana materi pembelajaran dalam bentuk teks, gambar, animasi, streaming video dan audio dikirim melalui internet, intranet / extranet, audio atau video tape, TV satelit, dan CD-ROM.

Pada dasarnya proses penyelengaraan e-learning memerlukan sistem yang mampu mengelola pembelajaran secara online. Sistem tersebut dikenal dengan nama LMS (Learning Managemen System). LMS dipilih karena dapat membantu membuat dan menawarkan beberarapa course, menyediakan kemampuan memperlancar pelajaran dan dapat diintegrasikan dengan LCMS (Learning Content Management System ) dalam membuat kontennya (Horton & Horton, 2003 : 169).

Dengan alasan tersebut, peneliti juga memilih LMS dalam proses penyelenggaraan e-learning. Seperti yang dijelaskan dalam jurnal, LMS adalah  aplikasi perangkat lunak untuk seluruh sistem pendukung pembelajaran, seperti administrasi, dokumentasi, pelacakan dan pelaporan program pelatihan, ruang kelas dan pada peristiwa line, program e-learning, dan isi pelatihan. Dimana dalam menggunakan LMS, implementasi e-learning dapat dibuat lebih efektif dengan menggunakan LMS moodle populer.

Moodle merupakan software gratis e-learning yang dirancang untuk membantu guru membuat program pembelajaran yang berfokus pada interaksi dan konstruksi materi yang kolaboratif. Pengertian ini sesuai dengan Panduan Sistem Manajemen Konten Pada Platform Moodle Institut Teknologi Sepuluh November (2007) yang menyatakan moodle adalah sebuah course management system yang digunakan untuk membuat sebuah proses belajar (learning) bisa dilakukan secara online, powerful dan fleksibel. Moodle juga bisa disebut sebagai e-learning, karena selain bisa mengelola sebuah proses belajar berlangsung, juga mampu mengelola materi dari pembelajaran.

Pengorganisasian LMS dengan mengintegrasikan ke dalam SMS (Student Management System) merupakan fokus peneliti untuk mengembangkan model e-learning yang sesuai bagi guru dan siswa di distrik Tuticorin. Dengan harapan program e-learning dapat berjalan dengan maksimal di distrik Tuticorin.  

Namun sayangnya dalam jurnal hasil penelitian belum sampai pada bentuk rancangan model. Tujuan bagaimana model e-learning yang sesuai bagi guru dan siswa di distrik Tuticorin belum dapat dikaji dalam jurnal. Sebab hasil penelitian baru sampai pada taraf survei respon guru/tutor dan mahasiswa terhadap keinginan untuk mengikuti program e-learning. Atau dapat dikatakan penelitian dalam jurnal masih termasuk dalam penelitian pendahuluan dalam lingkup penelitian pengembangan. Dengan tujuan mengumpulkan informasi, baik berupa masalah maupun potensi yang bisa dikembangkan dalam penelitian sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan model.

Walaupun demikian hasil penelitian ini sangat bermanfaat sebagai pertimbangan bagi sekolah maupun pusat pelatihan di distrik Tuticorin yang memiliki program e-learning. Agar nantinya dapat mengembangkan dan meminimalisasi kelemahan dari program e-learning yang sudah dimiliki. Selain itu penelitian ini bermanfaat bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan mengembangkan model e-learning, khususnya di distrik Tuticorin.   





DAFTAR PUSTAKA


Horton, W. 2006. E-learning by Design. San Fransisco: Pfeiffer.
Horton, W. & Horton, K. 2003. E-learning tools and technologies. Canada : Wiley Publishing Inc.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember. 2007. Buku Panduan Sistem Manajemen Konten pada Platform Moodle. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Wahono, R.S. 2003. Pengantar E-learning dan Pengembangannya. (online, www.ilmukomputer.com di akses tanggal 25 September 2013)


Artikel Terkait

2 comments:

  1. Menarik mas.. saya juga lagi coba ngembangin e - learning.. beratnyah.. hihih

    mampir mas.. http://agunghpradityo.blogspot.com/2015/08/fresh-graduate-mau-kerja-atau-kuliah.html

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, saya perempuan nih. Hehehe. Saya sendiri masih dalam tahap belajar belum mengembangkan.

      Delete

Terima Kasih atas kunjungannya