Wednesday, 25 June 2014

BLACK BEAUTY, CONTOH NOVEL BAGI PENULIS PEMULA



Identitas Buku

Judul               : Black Beauty
Penulis             : Anna Sewell (Penerjemah : Linda Boentaram)
Penerbit           : GagasMedia
Terbit               : 2013
ISBN               : 979-780-675-8
Tebal               : vi + 326 hlm
 
 Fabel biasanya ada adalam cerita anak-anak. Tapi kali ini, saya membacanya dalam sebuah novel terjemahan berjudul Black Beauty. Black Beauty adalah nama seekor kuda yang hidup pada era Victoria di Inggris. Kuda hitam dengan tanda bintang putih di dahi ini lahir dari di sebuah peternakan. Sejak kecil sang induk mengajarkan Black Beauty dengan kebaikan.


Kuharap kau akan tumbuh menjadi kuda yang ramah dan baik, dan tidak meniru sikap-sikap buruk. Bekerjalah dengan niat baik, angkat kakimu dengan bagus saat berderap, dan jangan menggigit atau menendang saat bermain sekalipun – hal. 4”


Majikan Black Beauty merupakan pemelihara kuda yang baik. Dia berprinsip untuk tidak menjual sebelum usia dewasa, yaitu usai 4 tahun. Maka terkenanglah masa kanak-kanak Black Beauty dengan kegembiraan dan kebebasan, sebagaimana kebahagiaan manusia di masa kecil. 
 
Pada usia 4 tahun, Black Beauty dilatih menjadi seekor kuda tunggangan oleh sang majikan. Kelembutan dan kehati-hatian sang majikan dalam melatih, membuat Black Beauty tumbuh menjadi seekor kuda tunggangan yang baik. Memiliki kecepatan, ketangkasan, dan ketenangan dalam berlari. Ia pun disukai dan dibeli oleh seorang Hakim, yang juga dikenal sebagai penunggang kuda yang baik dan peduli pada kudanya. 

Rumah kedua Black Beauty tidak jauh berbeda dengan rumah pertama. Penuh kehangatan dan kasih sayang dari pemelihara kuda. Namun pada suatu hari, sang majikan memutuskan pindah ke luar negeri untuk pengobatan. Black beauty pun dipindah tangankan pada seorang sahabat lamanya, yang juga dikenal sebagai pemelihara kuda yang baik. Tapi ternyata di rumah ketiga inilah petualangan Black Beauty di mulai.

Bermula dari pemakaian tali kekang yang menyakitkan dan penunggang kuda yang mabuk, Black Beauty harus mengalami cedera di bagian lututnya. Cacat yang dimiliki Black Beauty membuatnya turun derajat dari kuda tunggangan menjadi kuda pekerja. Ya, Black Beauty dijual kepada seorang pemilik kereta sewaan. Kehidupan keras pun mulai menjadi santapan sehari-hari Black Beauty. Walau demikian, Black Beauty tetap bertahan untuk menjadi kuda yang baik. Sebagaimana nasihat induknya di waktu ia kecil. 

Kesabaran Black Beauty membuahkan hasil. Suatu hari, setelah berpindah tangan beberapa kali ia dibeli oleh nyonya-nyonya muda. Disanalah ia bertemu kembali dengan pemelihara kudanya di rumah kedua. Kekuatan, kecepatan, dan rekomendasi dari pemelihara kuda membuat nyonya-nyonya tersebut memutuskan untuk memelihara Black Beauty dan tidak akan pernah menjualnya. 

Dan disinilah akhir kisahku. Penderitaanku telah berakhir, dan aku kini mempunyai rumah – hal. 325.” 

Kisah kehidupan yang sarat pesan tersaji dari awal hingga bagian akhir novel ini. Saya juga tidak merasa bosan dengan paparan deskripsi yang seringkali hanya menceritakan tempat atau waktu saja. Padahal biasanya, saya melompati bagian-bagian ini ketika membaca sebuah novel.

“Benar-benar seorang pencerita yang hebat,” celetuk saya dalam hati kepada Anna Sewell yang menulis novel ini pada tahun 1877. Salut juga pada si penerhemah yang sudah membuat saya tak berhenti untuk segera menyelesaikan novel ini. Bahkan tak sabar untuk menuliskan catatan ini sebagai apresiasi atas kegembiraan saya telah memiliki novel Black Beauty. Gratis lagi *Lirik Gagas Media yang udah kasih novel gratis. Hehehe...

Tidak hanya salut, saya bahkan takjub berkali-kali dengan isi novel ini. Sarat pesan moral, agama, politik, dan kemanusiaan. Utamanya, bagaimana cara yang baik dalam melatih dan memperlakukan binatang. Pesan yang disampaikan dengan halus dan tidak menggurui, membuat saya dapat mencerna semua pesan yang tertuang dalam novel. 

Terakhir, novel ini saya rekomendasikan bagi para penulis pemula yang membutuhkan contoh novel dengan pemaparan deskripsi yang jelas, santai, ringan, dan tidak membosankan. Selain itu, buat para penyuka kuda, novel ini bagus banget buat dibaca, karena didalamnya mengajarkan bagaimana merawat kuda dengan kebaikan dan penuh simpati.

Artikel Terkait

2 comments:

Terima Kasih atas kunjungannya