Sunday, 6 October 2013

TAMPAN TAPI SOTOY BY BOIM LEBON



Identitas Buku

Judul                : Sotoy: Apabila Kegantengan di Atas Segala-galanya
Penulis             : Boim lebon
Penerbit           : PT. Gramedia Pustaka Utama
Terbit               : Februari, 2012
ISBN               : 978-979-22-7989-4
Tebal               : 152 hlm, 20 cm


Sebelumnya saya mengenal sosok Boim lewat serial kocak Lupus yang menjadi tayangan populer tahun 90-an. Dalam serial yang saya tonton, sosok sahabat Lupus ini diperankan oleh Fanny Fadhilah. Akhirnya ingatan utama saya tentang Boim adalah cowok berkulit sawo matang mendekati gelap dan rambut keriting. 



 Beberapa tahun kemudian saya baru mengetahui bahwa nama Boim juga merupakan nama pena penulis lupus, Boim Lebon. Saya kemudian penasaran dan mengira-ngira, apakah sosok Boim yang saya kenal lewat serial sama dengan sosok aslinya. Penasaran saya pada akhirnya menemukan titik terang. Beberapa bulan yang lalu dalam acara IIDN Semarang saya bertemu langsung dengan Boim Lebon. Kesimpulan saya kemudian adalah sosok fisik Boim dalam serial Lupus yang saya tonton dan sosok asli Boim Lebon ternyata tidak begitu jauh berbeda. Sama-sama memiliki rambut keriting dan berkulit sawo matang.
Dalam acara itu pula, saya mengetahui bahwa buku-buku penuh humor karangan Boim Lebon sarat akan makna. Banyak pesan-pesan kehidupan yang disampaikan dengan bahasa yang ringan, gokil, dan kocak. Mendengar pernyataan Boim Lebon, saya kemudian tak sabar membaca buku doorprize acara tersebut. Yakni salah satu buku karangan Boim Lebon dengan judul Sotoy.
Sotoy merupakan istilah gaul yang seringkali dipakai anak-anak muda. Artinya, kurang lebih adalah “sok tahu”. Tetapi penekanan artinya lebih kepada perilaku yang sebenarnya tidak tahu, tidak paham, dan tidak mengerti.
Buku Sotoy menceritakan tentang kehidupan cowok super tampan sejak dari lahir hingga kuliah. Akibat ketampanannya Sotoy menjadi pusat perhatian, sumber persaingan dan perpecahan diantara orang-orang sekitarnya. Antara lain suster-suster yang membantu persalinan Sotoy, cewek-cewek di kelas Sotoy dari TK, SMP, SMA dan kuliah, hingga kru studio tempat magang Sotoy waktu kuliah.   
Tetapi mengapa cowok tampan dengan nama asli Sutoyo ini dipanggil Sotoy? Ternyata alasannya adalah dibalik ketampanan Sotoy tersembunyi otak yang lamban.
Kemampuan otak Sotoy lemah, tidak sesuai dengan kemampuan fisiknya. Sotoy selalu nggak bisa menjawab pertanyaan guru dengan baik” – hal 12.
Otak Sotoy yang lamban tidak hanya direpresentasikan Boim Lebon dalam pernyataan. Tetapi juga melalui dialog-dialog antar tokoh. Sehingga semakin memperkuat karakter Sotoy yang selalu “sok tahu.”
“Kata ganti dalam bahasa inggris apa?tanya pak Untung pada Sotoy.
“Anu, pak... kata... Indonesia,” jawab Sotoy pede. “Karena kalo kita nggak bisa berkata-kata dalam bahasa Inggris, sebaiknya diganti dengan bahasa Indonesia...”
Pak Untung langsung melotot. “Uuuh, sotoy kamu!” - hal 13.
Selain otak yang lamban, Sotoy juga digambarkan sebagai cowok yang tidak bisa mengambil keputusan, dan mudah mengiyakan saran orang lain. Terutama cewek-cewek yang mengelilinginya. Sehingga satu-satunya kelebihan Sotoy adalah ketampanannya yang luar biasa. Sebagaimana sub judul buku Sotoy, Apabila Kegantengan di Atas Segala-galanya.
Kalimat-kalimat kocak yang digunakan untuk memperkuat tokoh Sotoy membuat saya tertawa dan terhibur dengan buku ini. Belum lagi nama-nama tokoh yang spontan membuat saya tersenyum ketika membacanya. Seperti Intan Nurunin, Dewi Permanen, Tyas Mirebus, dan Desy Arisan. Benar-benar buku yang dapat dijadikan obat kejengkelan saat berada dalam  antrian panjang atau kemacetan lalu lintas.
Walaupun kesan utama buku ini kocak, menghibur dan penuh humor. Boim Lebon tetap memegang prinsipnya untuk menyampaikan pesan moral dalam buku Sotoy. Contohnya tidak menempatkan faktor fisik seperti ketampanan sebagai hal utama dalam pengambilan keputusan, tidak memanfaatkan kelebihan orang lain untuk keberhasilan kita, dan sadar akan keberadaan manusia yang tidak akan pernah sempurna.      

Artikel Terkait

4 comments:

  1. haha...saya jadi tahu arti istilah sotoy setelah bertandang ke sini, eh dirimu datang juga ke kopdar yang ada Boim Lebon itu ya, orangnya yang mana ya? hadeh...saya itu kopdar 'terakhir' saya kemaren, habis ntu gak ada waktu lagi buat pergi...,kelamaan gak pergi malah jadi sungkan :(

    ReplyDelete
  2. terima kasih mbak inung nie.. maaf baru bisa balas komen.hehehe

    ReplyDelete
  3. iya mbak Vetrieni... wah yang mana ya...??? hehehe. ayo ikut kopdar lagi. kemarin ke tabloid cempaka lho...

    ReplyDelete

Terima Kasih atas kunjungannya