Identitas Buku
Judul : Sotoy: Apabila Kegantengan di Atas
Segala-galanya
Penulis : Boim lebon
Penerbit :
PT. Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Februari, 2012
ISBN : 978-979-22-7989-4
Tebal : 152
hlm, 20 cm
Sebelumnya saya
mengenal sosok Boim lewat serial kocak Lupus yang menjadi tayangan populer tahun
90-an. Dalam serial yang saya tonton, sosok sahabat Lupus ini diperankan oleh Fanny
Fadhilah. Akhirnya ingatan utama saya tentang Boim adalah cowok berkulit sawo
matang mendekati gelap dan rambut keriting.
Beberapa tahun
kemudian saya baru mengetahui bahwa nama Boim juga merupakan nama pena penulis
lupus, Boim Lebon. Saya kemudian penasaran dan mengira-ngira, apakah sosok Boim
yang saya kenal lewat serial sama dengan sosok aslinya. Penasaran saya pada
akhirnya menemukan titik terang. Beberapa bulan yang lalu dalam acara IIDN
Semarang saya bertemu langsung dengan Boim Lebon. Kesimpulan saya kemudian
adalah sosok fisik Boim dalam serial Lupus yang saya tonton dan sosok asli Boim
Lebon ternyata tidak begitu jauh berbeda. Sama-sama memiliki rambut keriting
dan berkulit sawo matang.
Dalam acara itu
pula, saya mengetahui bahwa buku-buku penuh humor karangan Boim Lebon sarat
akan makna. Banyak pesan-pesan kehidupan yang disampaikan dengan bahasa yang ringan,
gokil, dan kocak. Mendengar
pernyataan Boim Lebon, saya kemudian tak sabar membaca buku doorprize acara tersebut. Yakni salah
satu buku karangan Boim Lebon dengan judul Sotoy.
Sotoy merupakan
istilah gaul yang seringkali dipakai anak-anak muda. Artinya, kurang lebih
adalah “sok tahu”. Tetapi penekanan artinya lebih kepada perilaku yang sebenarnya
tidak tahu, tidak paham, dan tidak mengerti.
Buku Sotoy
menceritakan tentang kehidupan cowok super tampan sejak dari lahir hingga
kuliah. Akibat ketampanannya Sotoy menjadi pusat perhatian, sumber persaingan
dan perpecahan diantara orang-orang sekitarnya. Antara lain suster-suster yang
membantu persalinan Sotoy, cewek-cewek di kelas Sotoy dari TK, SMP, SMA dan
kuliah, hingga kru studio tempat magang Sotoy waktu kuliah.
Tetapi mengapa
cowok tampan dengan nama asli Sutoyo ini dipanggil Sotoy? Ternyata alasannya
adalah dibalik ketampanan Sotoy tersembunyi otak yang lamban.
“Kemampuan
otak Sotoy lemah, tidak sesuai dengan kemampuan fisiknya. Sotoy selalu nggak
bisa menjawab pertanyaan guru dengan baik” – hal 12.
Otak Sotoy yang
lamban tidak hanya direpresentasikan Boim Lebon dalam pernyataan. Tetapi juga
melalui dialog-dialog antar tokoh. Sehingga semakin memperkuat karakter Sotoy
yang selalu “sok tahu.”
“Kata ganti dalam bahasa inggris apa?tanya
pak Untung pada Sotoy.
“Anu, pak... kata... Indonesia,” jawab Sotoy pede. “Karena kalo kita
nggak bisa berkata-kata dalam bahasa Inggris, sebaiknya diganti dengan bahasa
Indonesia...”
Pak Untung langsung melotot. “Uuuh, sotoy
kamu!” - hal 13.
Selain otak
yang lamban, Sotoy juga digambarkan sebagai cowok yang tidak bisa mengambil
keputusan, dan mudah mengiyakan saran orang lain. Terutama cewek-cewek yang
mengelilinginya. Sehingga satu-satunya kelebihan Sotoy adalah ketampanannya
yang luar biasa. Sebagaimana sub judul buku Sotoy, Apabila Kegantengan di Atas Segala-galanya.
Kalimat-kalimat
kocak yang digunakan untuk memperkuat tokoh Sotoy membuat saya tertawa dan
terhibur dengan buku ini. Belum lagi nama-nama tokoh yang spontan membuat saya
tersenyum ketika membacanya. Seperti Intan Nurunin, Dewi Permanen, Tyas
Mirebus, dan Desy Arisan. Benar-benar buku yang dapat dijadikan obat kejengkelan
saat berada dalam antrian panjang atau
kemacetan lalu lintas.
Walaupun kesan
utama buku ini kocak, menghibur dan penuh humor. Boim Lebon tetap memegang
prinsipnya untuk menyampaikan pesan moral dalam buku Sotoy. Contohnya tidak
menempatkan faktor fisik seperti ketampanan sebagai hal utama dalam pengambilan
keputusan, tidak memanfaatkan kelebihan orang lain untuk keberhasilan kita, dan
sadar akan keberadaan manusia yang tidak akan pernah sempurna.
sip (y)
ReplyDeletehaha...saya jadi tahu arti istilah sotoy setelah bertandang ke sini, eh dirimu datang juga ke kopdar yang ada Boim Lebon itu ya, orangnya yang mana ya? hadeh...saya itu kopdar 'terakhir' saya kemaren, habis ntu gak ada waktu lagi buat pergi...,kelamaan gak pergi malah jadi sungkan :(
ReplyDeleteterima kasih mbak inung nie.. maaf baru bisa balas komen.hehehe
ReplyDeleteiya mbak Vetrieni... wah yang mana ya...??? hehehe. ayo ikut kopdar lagi. kemarin ke tabloid cempaka lho...
ReplyDelete